Thursday, March 31, 2011

senjata paling tajam

Lidah lebih tajam dari mata pedang...

Hati dan Lisan
Ibnu Jarir Dalam tafsirnya "At-Thabari" menyebutkan bahawa dahulu ada seorang budak Habasyi (Etiopia) yang berkulit hitam legam, lalu tuannya berkata padanya:

"Wahai budakku, sembelihlah kambing ini, lalu keluarkanlah dua organ tubuhnya yang paling baik"

Maka diapun menyembelih kambing tersebut lalu dia keluarkan lidah dan hatinya, maka si tuan pun terdiam beberapa saat, kemudian dia kembali berkata:

"Sekarang sembelihlah kambing ini lalu keluarkanlah dua organ tubuhnya yang paling buruk, maka diapun menyembelih kambing tersebut lalu dia keluarkan lidah dan hatinya, maka si tuan pun berkata:

"Aku telah memintamu untuk mengeluarkan dua organ tubuh yang paling baik lalu kamu pun mengeluarkan lidah dan hati, kemudian aku memintamu untuk mengeluarkan dua organ tubuh yang paling buruk lalu kamu pun mengeluarkan lidah dan hati?"

Maka budak itu pun menjawab:

Kerana sesungguhnya tidak ada organ tubuh yang lebih baik dari keduanya jika keduanya baik, dan tidak ada organ tubuh yang lebih buruk dari keduanya jika keduanya buruk".

Sungguh.. !
Apa yang telah dilakukan oleh budak tersebut sangatlah benar, dia telah memilih lidah dan hati sebagai organ tubuh yang paling baik sekaligus juga yang paling buruk.

Yang pertama: Lidah.

Lidah..
Ibarat sebuah senjata atau pisau yang memiliki dua mata yang sangat tajam. Jika dia tidak menggunakannya dengan baik, maka senjata itu akan melukai orang lain atau melukai dirinya sendiri. Demikian juga lidah, jika seseorang tidak menggunakannya dalam kebaikan maka pasti dia akan terjerumus dalam keburukan.

Salah seorang sahabat yang bernama Sofyan bin Abdullah pernah bertanya pada Rasulullah SAW: wahai Rasulullah, beritahukanlah padaku tentang satu perkara yang harus aku pegang teguh? Lalu beliau menjawab:
قل امنت بالله ثم استقم

Katakanlah: "Aku beriman pada Allah, kemudian beristiqomahlah"
Lalu sahabat itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang paling engkau takutkan dariku? Kemudian Rasulullah memegang lidahnya sambil berkata: ini. Berapa banyak perselisihan yang terjadi antara dua orang teman yang diakibatkan oleh lidah, berapa banyak perceraian atau pertengkeran yang terjadi antara dua orang suami isteri yang diakibatkan oleh lidah, berapa banyak tawuran masal antara dua sekolah atau dua desa yang terjadi yang diakibatkan oleh lidah dan masih banyak lagi keburukan-keburukan lainnya yang disebabkan oleh lidah ini, entah itu berupa perkataan dusta, ghibah (menggunjing orang lain), namimah (mengadu domba), saksi palsu, mencela, mencerca dan lain sebagainya.

Benarlah sabda Rasulullah SAW:
من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

"Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam"
Salah seorang penyair Arab berkata:
وجرح السيف تدمله فيبرا ويبقى الدهر ما جرح اللسان
"Luka kerana pedang jika kamu balut maka diapun akan kembali sembuh dan akan lekang sepanjang masa luka yang diakibatkan oleh lisan"
Oleh kerana itu, marilah kita jaga lisan kita, jangan sampai lisan kita tergelincir dengan mengeluarkan kata-kata yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah Ta'aala atau keburukan bagi orang lain. jangan sampai amal ibadah yang kita lakukan sia-sia belaka karena perkataan yang keluar dari mulut kita. Kemudian yang kedua: hati Sungguh manusia itu tergantung pada hatinya, sebab hati itu memberi komando kepada seluruh anggota tubuh, dari mulai akal pikiran, mata, telinga dan lain sebagainya. Oleh karena itu apabila hatinya baik maka akan baik pulalah anggota tubuh yang lainnya, tetapi apabila jahat maka binasalah semua anggota tubuh yang lainnya.

Rasulullah SAW bersabda:
ألا و إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya dalam hati itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, namun apabila ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa (segumpal daging itu) adalah hati"
Hadits tersebut menunjukkan bahwa hati adalah barometer kebaikan dan keburukan tubuh seseorang. Oleh karena itu marilah kita jaga hati kita, jangan sampai kita kotori dengan noda-noda dosa yang dapat menutupi cahayanya. Karena semakin banyak dosa yang kita lakukan, maka akan semakin banyak noda hitam yang menutup hati kita, hingga akhirnya hidayah Allah pun tidak dapat masuk dalam hati kita. Juga marilah kita bertaubat pada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taubat atas segala kesalahan yang telah kita lakukan, karena setiap diantara kita pasti telah melakukan kesalahan:
كلكم خطاؤون وخير الخطائين التوابون
"Setiap orang dari kalian pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat"

Juga dalam hadits lain disebutkan bahwa hanya dengan taubat inilah hati kita dapat kembali bercahaya dan memancarkan sinarnya.
Rasulullah SAW bersabda:
إن العبد إذا أذنب ذنبا كانت نكتة سوداء في قلبه، فإن تاب منها صقل قلبه، وإن زاد زادت،

"Sesungguhnya seorang hamba itu jika melakukan satu dosa maka akan meninggalkan satu noda hitam dalam hatinya, dan jika dia bertaubat maka hatinyapun akan kembali dibersihkan, namun jika bertambah (perbuatan dosanya) maka akan bertambah (pula) noda-nodanya"
Demikianlah, secebis peringatan bagi kita. Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat buat semua.

No comments:

Post a Comment